6 Kesalahan Umum dalam Pencetakan 3D Yang Harus Dihindari

6 Kesalahan Umum dalam Pencetakan 3D Yang Harus Dihindari

Banyak orang percaya bahwa membuat prototipe 3D adalah tugas yang mudah. Faktanya adalah bahwa pencetakan 3D itu sulit dan kesalahan dan kesalahan yang tak terhitung jumlahnya akan terjadi dalam prosesnya. Untuk membuat prototipe pencetakan 3D yang mulus, pengetahuan teknis dan keterampilan khusus selalu dibutuhkan.

Kesalahan atau kesalahan pada prototipe 3D Anda dapat menyebabkan hasil yang berbeda seperti resolusi yang buruk, wajah yang hilang, ketidakakuratan geometris, dan banyak lagi. Untuk menghindari kesalahan yang tidak perlu dalam hal pencetakan 3D, penting untuk mengetahui kesalahan umum yang mungkin terjadi dalam pencetakan 3D.

1. Kurangnya pedoman material

Sebelum memulai pencetakan 3D, diperlukan pemilihan bahan yang tepat dalam pencetakan 3D. Ada berbagai macam pilihan material dalam pencetakan 3D. Bisa jadi nilon, ABS, resin, keramik, dan banyak lagi.

Semua material memiliki kualitas yang beragam seperti kekakuan, kerapuhan, soliditas, kelenturan, dll. Dengan demikian, selama proses perancangan, sangat penting untuk mempertimbangkan kualitas tersebut karena dalam setiap teknologi cetak 3D, terdapat jenis material tertentu yang digunakan.

Ambil bahan keramik sebagai contoh. Ada rekomendasi khusus terkait bahan yang harus dipertimbangkan seperti pembulatan sudut, bagian yang menjorok, dll. Memilih bahan cetakan yang sesuai mengatur pedoman dasar dalam mendesain.

Materi juga harus sesuai dengan aplikasi yang digunakan untuk menghasilkan keluaran yang sukses.

2. Teknologi pencetakan yang digunakan salah

Pencetakan 3D DEPOBOLA menggunakan teknologi pencetakan yang berbeda tergantung pada bahan yang digunakan. Misalnya, bahan seperti ABS, Alumida dan Poliamida tidak mungkin dicetak bersamaan. Dalam hal ini, diperlukan berbagai teknologi pencetakan untuk mewujudkannya.

Untuk bahan plastik dan alumida, teknologi Fused Deposition Modeling (FDM) atau teknologi Selective Laser Sintering (SLS) digunakan. Untuk bahan resin atau lilin, teknik seperti Stereolithography (SLA), Digital Light Processing (DLP) dan printer multijet digunakan.

3. Gagal mempertimbangkan resolusi file

Format file yang paling umum untuk pencetakan 3D adalah STL (Standard Triangle Language). Pada dasarnya, STL berarti desain yang dibuat menjadi segitiga dalam ruang 3D. Saat menyediakan file STL, penting untuk memilih resolusi yang tepat untuk file tersebut. Memilih resolusi yang sesuai akan menghasilkan cetakan yang berkualitas baik.

Jika resolusi file terlalu rendah, artinya segitiga terlalu besar. Ini akan menghasilkan cetakan yang tidak rata. Selain itu, ini akan menghasilkan cetakan “pixelated”.

Sebaliknya, jika file STL memiliki resolusi yang sangat tinggi, akan sulit untuk menangani dan mengupload file tersebut. Selain itu, mungkin juga berisi tingkat detail yang tinggi yang tidak dapat dicetak oleh printer 3D lain.

Saat mengekspor file STL, disarankan untuk memilih toleransi 0,01mm untuk ekspor yang baik.

Percetakan 3D

4. File STL rusak

Bekerja dengan file STL bisa sedikit rumit karena merepresentasikan permukaan luar model 3D yang membuat titik, wajah, dan tepi mesh, serta menentukan volume internal model.

Selain resolusi yang buruk, kesalahan dalam file STL dapat menyebabkan masalah seperti tepi batas yang buruk, permukaan yang berpotongan, tepi tidak berjenis, dan mesh yang terlalu halus.

Untuk mengatasi ini, pastikan file STL diperbaiki menggunakan perangkat lunak pencetakan 3D eksklusif seperti Netfabb dan Meshmixer. Juga disarankan untuk memperbaiki masalah di perangkat lunak CAD asli terlebih dahulu sebelum mengekspornya ke file STL. Selanjutnya, pastikan file STL dirancang dan diekspor dengan benar.

5. Ketebalan dinding salah

Ketebalan dinding didefinisikan sebagai ketebalan atau jarak antara permukaan model dan permukaan yang berlawanan. Model harus memiliki ketebalan dinding minimum setiap saat.

Ketebalan dinding yang salah dapat menyebabkan kesalahan dan masalah dalam pencetakan 3D seperti tidak dapat mencetak dan item dapat retak dan pecah dengan mudah. Faktor-faktor yang meliputi ukuran, kesejajaran dan desain keseluruhan model 3D dapat mempengaruhi ketebalan dinding yang disarankan.

6. Mesin tidak diatur dengan benar

Seringkali, alasan mengapa ada kesalahan dalam pencetakan 3D adalah kesalahan mesin. Masalah seperti filamen habis, nozel tidak berfungsi, dll. Dapat menyebabkan masalah. Oleh karena itu, penting untuk menyiapkan printer 3D dengan benar sebelum digunakan.

Sementara beberapa printer 3D telah dikalibrasi sebelumnya, printer lain perlu menyesuaikan pengaturannya agar berfungsi dengan baik. Pastikan untuk membaca instruksi manual untuk mengatur peralatan dengan benar sebelumnya.

Kesimpulan
Pencetakan 3D mungkin tidak semudah yang Anda pikirkan. Dibutuhkan beberapa keterampilan khusus dan latihan yang cukup untuk menguasainya. Jika Anda menemui salah satu kesalahan yang disebutkan di atas, itu berarti ada yang salah dengan prosedur pencetakan atau dengan peralatan pencetakan 3D.

Dengan pengetahuan yang memadai dan pelatihan yang tepat, kesalahan atau kesalahan dalam pencetakan 3D dapat diminimalisir. Kualitas prototipe 3D dapat ditingkatkan dan kesalahan dapat dihindari dengan bantuan beberapa tip dan rekomendasi dari ahli pencetakan 3d dan beberapa trial and error oleh Anda sendiri.

Meningkatkan kualitas komponen cetak 3D dapat dilakukan jika Anda memilih untuk mengalihkan layanan pencetakan 3D ke perusahaan pencetakan 3D yang andal. Mereka memiliki insinyur dan desainer terampil yang memastikan bahwa pekerjaan prototipe 3D Anda berada di tangan yang tepat.